Etiquetas

Mencari Kesamaan dalam Perbedaan
11:33 PM | Author: Mr.Xu

Adakah kebaikan mencari perbedaan dalam kesamaan ataukah mencari kesamaan dalam perbedaan ?. Adakah lebih mudah mencari perbedaan ataukah lebih mudah mencari kesamaan ? Adakah alasan yang pantas untuk mengurai semua perbedaan ataukah ada argumen yang kompeten untuk menghimpun semua kesamaan ?

Tidak semua usaha mencari perbedaan adalah suatu kesalahan, dan tidak semua perbuatan menghimpun kesamaan adalah suatu kebaikan.

Apa yang membedakan istriku dengan wanita lain ? Bedanya adalah Istriku mencintai aku sedangkan wanita lain tidak. Bedanya, istriku mau menerima aku apa adanya sedangkan wanita lain belum tentu bisa menerima semua kekuaranganku, seperti halnya istriku menjadikan kelemahanku sebagai kekurangannya juga. Istriku bersedia dan rela melahirkan dan merawat kedua anakku dengan rasa kasih sayang, apakah ada wanita lain yang mau ?. Apakah salah, dalam hal ini aku mencari perbedaan dalam kesamaan. Mereka sama-sama wanita tetapi aku perlu mencari perbedaan-perbedaannya untuk jauh lebih mengenal mereka, agar aku semakin menyayangi istriku, dan agar aku selalu mempunyai alasan untuk tetap setia kepadanya. Bukankah ada pepatah “Tak kenal maka tak sayang”.

Contoh yang lain adalah  untuk tujuan-tujuan identifikasi, para ilmuwan lebih banyak mencari perbedaan-perbedaan dari sebuah objek yang nampaknya mempunyai kesamaan. Maka dikenallah berbagai macam hirarki pengelompokan seperti species, ordo, genus, dan seterusnya.

Sebaliknya, ungkapan-ungkapan “Kamu kan cina, tempatmu disana, jangan disini” atau “Kamu Jawa bukan Sunda, kamu Islam bukan Kristen, kamu wanita ke dapur sana!” , atau ungkapan-ungkapan provokasi yang lain yang mengedepankan perbedaan di tengah-tengah kesamaan dan menjadikannya sekecil apapun perbedaan sebagai objek hinaan, menumbuhkan eksklusifitas, serta pengelompokan-pengelompokan lain yang menggerogoti perdamaian. Banyak sekali peristiwa-peristiwa kejam dan perpecahan bermula dari usaha-usaha pencarian perbedaan yang cenderung mengada-ada dan dengan tujuan yang tercela. Kasus pencarian perbedaan yang terakhir inilah yang termasuk kejahatan, karena bukan kebaikan yang di dapat, tetapi justru kehancuran yang akan diperolehnya.

Jadi “ General to Specific “ tidaklah sepenuhnya salah, tetapi bergantung dari apa tujuannya. Untuk identifikasi, atau  pengenalan, maka perlu dilakukan pembedaan. Tetapi membesar-besarkan perbedaan untuk tujuan adu domba dan perpecahan bukanlah perbuatan yang dianjurkan.

Lalu bagaimana dengan usaha mencari Kesamaan dalam Perbedaan, “Specific to General” ? apakah semuanya akan menghasilkan kebaikan ? Tentu saja sama, seperti mencari perbedaan, hasil akhirnyapun bergantung niat dan tujuan mencari kesamaan itu sendiri. Tentara zionis Israel, misalnya, dengan alasan-alasan yang sangat tidak manusiawi , mereka menyamaratakan bahwa semua penduduk Palestina adalah Hamas, tidak perduli apakah dia wanita  ataukah balita dan anak-anak, semuanya mereka bantai tanpa belas kasihan. Mereka menganggap bahwa manusia lain selain golongan mereka adalah hewan yang boleh seanaknya direnggut nyawanya, tidak perduli apakah lawan yang dihadapinya benar-benar makhluk yang sudah tidak berdaya. Mereka bahkan sengaja menjadikan mayat anak-anak Palestina sebagai santapan anjing piaraan mereka yang ganas, anjing buas yang sebuas dan seganas tuan-tuan mereka. Lalu adakah perbedaan antara mereka dengan hewan-hewan peliharaan mereka ?

Dalam hal mencari kesamaan dalam keberagaman penduduk Indonesia, keperbedaan suku dan agama yang berkembang dalam masyarakat sekeliling kita, semua itu adalah pencarian kesamaan dalam perbedaan yang benar-benar diharapkan. Usaha ini akan melahirkan kebaikan, memupuk benih-benih kebersamaan, menggalang persatuan dan menumbuhkan kekuatan rakyat, menciptakan beribu-ribu kedamaian dan menyemai kesejahteraan bersama. Usaha inilah yang dewasa ini terasa semakin hilang dari lingkungan kita. Kita masing-masing justru sibuk mengkotak-kotakkan diri masing-masing dalam suasana persaingan yang menghalalkan segala cara demi mencapai keuntungan sepihak.

Masing-masing perbuatan akan berpulang kepada kita, apakah kita akan memilih kebaikan ataukah cenderung mengedepankan keburukan. Semua tergantung niat, semua tergantung tujuan pribadi masing-masing. Itu semua membuktikan bahwa tidak ada kebenaran yang hakiki, selain kebenaran yang berasal dari Tuhan. Kebenaran relatif milik manusia masih memungkinkan untuk terkontaminasi oleh kebenaran semu sepihak yang belum tentu diterima oleh pihak lainnya. Lalu bagaimana kita bisa memperoleh kesamaan di sela-sela segala perbedaan yang nampak dominan ?

Untuk dapat menangkap kesamaan dari semua perbedaan adalah dengan mengubah pola fikir kita untuk menerima bahwa semua perbedaan hanyalah sebuah asesoris belaka dan apabila semua asesoris perbedaan itu kita hilangkan, maka semua akan melihat suatu unsur dasar yang sama. Untuk mengetahui sebuah kesamaan, maka kita harus mengembangkan sebuah pertanyaan “Bagaimana jika semua asesori itu tidak ada ? Apa yang terlihat ? “. Itulah cara yang paling mudah untuk mencari kesamaan dalam perbedaan.

Apa persamaan wanita dan pria ? Jika wanita dan pria kita lepas pakaiannya apakah sudah terlihat sama? tidak, organ tubuh keduanya berbeda. Lalu jika semua daging kita lepas dari tubuh manusia dan hanya meninggalkan tulang-belulang saja, apakah tulang-belulang pria dan wanita berbeda? Jika masih ada perbedaan, maka cobalah meniadakan bentuk dan fungsi tulang sehingga hanya tertinggal masing-masing sebuah sel tunggal. Apakah keduanya sudah sama? belum !,  sel tubuh wanita mempunyai kromosom dengan kode gentika XX sedangkan  sel tubuh pria mempunyai kode genetika XY. Lalu jika kode X dan Y pada digit kedua kita hilangkan, maka kita akan menemukan bahwa Pria dan Wanita adalah sama. mereka sama-sama memiliki faktor genetika X. Ini membuktikan bahwa semua manusia berasal dari satu manusia yang sama, yaitu Nabi Adam AS.

Contoh yang lain adalah pada saat kita mencari kesamaan antara bentuk-bentuk geomotri Lingkaran, Segitiga, atau Bujursangkar (lihat tulisan saya terdahulu yang berjudul : ”Unsur Paling Dasar Alam Semesta”). Jika difinisi mengenai bentuk lingkaran, segitiga, dan bujursangkar tidak pernah ada, maka ketiga bentuk tersebut adalah sama, yaitu sama-sama merupakan kumpulan-kumpulan titik. Sebagai  analoginya adalah jika kita berada dalam suatu tim kerja yang terdiri dari beberapa orang dengan latar belakang berbeda, maka janganlah cari perbedaannya, tetapi carilah kesamaannya, yaitu kita mempunyai tujuan tim yang sama. Sehingga setiap perbedaan adalah anugrah, dan semua kitidak samaan adalah aset tim yang saling melengkapi.

Sekarang, apakah aku perlu mencari kesamaan antara Istriku dengan wanita-wanita cantik lainnya ?

This entry was posted on 11:33 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments:

My Blog List

  • Laughing before it’s illegal - [image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But you ...
    15 years ago
  • TRiMaKaSiH CiNTa - *Dan bila aku berdiri* *Tegar sampai hari ini* *Bukan karena kuat dan hebatku* *Semua karena cinta* *Semua karena cinta* *Tak mampu diriku* *dapat berdiri t...
    15 years ago