Etiquetas

Simponi Rayuan Sang Mahameru
7:09 PM | Author: Mr.Xu

mendung Langit itu biru legam, wajahnya pucat , tak ada semburatpun cahaya yang berkenan menghampiri. Di ujung sana, dijauhnya kehijauan, sang gunung berdiri gagah dengan keangkuhannya yang santun tetapi tetap bergelora. Di tengah-tengah selimut kabut, dia seakan-akan tersenyum, ingin menghibur hati sang langit yang sedang bersedih.

“ Mengapa engkau masih bersedih wahai sang pengayom alam. Bukankah seluruh air matamu sudah seluruhnya engkau curahkan. Sekarang biarkanlah sang matahari mengantikan tugasmu menguasai penjuru pertiwi. Biarlah bumi melihatmu tersenyum kembali “.

“ Wahai sang bayu penyejuk hati, ajaklah mendung bersamamu pergi berlari, agar tak lagi dia mewarnai suasana sedih. Wahai sang angin pelipur lara, panggillah bidadari awan putihmu bertukar diri, mengantikan guratan perih menjadi bahagia yang merah merona. Bentangkanlah senyum berwarna sang bianglala diujung-ujung wajah langit diantara sisa-sia air mata. Wahai sang langit aku merindukan birumu yang indah mempesona “.

“ Lihatlah di bawah sana, air matamu pun tak sia-sia. Bulir-bulir tetesnya mampu menghijaukan berjuta-juta tanaman yang terhampar luas sejauh pandangan mata. Memberi kehidupan dan suburnya pengharapan seluruh semesta”. banjir

“ Wahai sang langit tiada guna engkau tumpahkan lagi air mata itu, karena seluruh keindahan itu akan musnah dan berganti dengan bencana. Ingatkah engkau minggu lalu, ketika seharian penuh engkau menangis, air matamu telah menghanyutkan seluruh impian manusia. Janganlah biarkan kehidupan di bawah sana terhenti karena tidak ada lagi mimpi-mimpi yang mereka miliki “.

“ Di bumi sana, air matamu adalah sumber bagi bersemimya benih-benih mata air. Air matamu telah menciptakan garis-garis indah lukisan yang meliuk-liuk mengiringi sungai-sungai. Sungai-sungai yang airnya kadang-kadang terhenti membentuk danau-danau pengharapan yang permukaan airnya berkilau-kilau memantulkan terpaan sang mentari. Aku merindukan itu semua, merindukan keramahanmu wahai sang langit pujaan hati “.

“ Wahai sang langit, seandainyapun engkau tak mungkin lagi mencintaiku, tetapi biarkanlah aku tetap menjadi sahabatmu. Jangan biarkan bagian-bagian tubuhku meluruh, terhanyut oleh air matamu. Aku tetap ingin berdiri, menyaksikan indahnya parasmu saat engkau merasa senang, atau menghiburmu di saat hatimu sedang tidak berkenan. Aku ingin keberadaanku masih tetap ada, agar dapat menyaksikan burung-burung bermigrasi di bawah naungan atap birumu. Aku ingin tetap selalu berdiri melihat lucunya tingkah polah sang bayu yang menerpa-nerpa wajahmu, meskipun itu kadang-kadang membuatmu sedih, tetapi sering kali pula dia mampu menjadikanmu tetap berseri “.cerah

Langit pun seolah mendengar. Wajahnya mulai bercahaya, senyum pelanginya pun tersebar dimana-mana. Bujukan sang mahameru nampaknya sudah membuahkan hasilnya. Semoga saja keceriaan yang mulai tercipta di dunia yang mulai renta ini, bukan sebuah fatamorgana. Semoga….

This entry was posted on 7:09 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments:

My Blog List

  • Laughing before it’s illegal - [image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But you ...
    15 years ago
  • TRiMaKaSiH CiNTa - *Dan bila aku berdiri* *Tegar sampai hari ini* *Bukan karena kuat dan hebatku* *Semua karena cinta* *Semua karena cinta* *Tak mampu diriku* *dapat berdiri t...
    15 years ago