Etiquetas

BELI SATU DAPAT DUA ….
11:28 PM | Author: Mr.Xu

Pada tulisan terdahulu (“Analogi Air dan Waktu”), saya pernah menyampaikan bahwa “Kita tidak bisa mendahului waktu, karena kita dan waktu berjalan beriringan”.  Menurut saya memang begitulah adanya, karena salah satu dimensi yang digunakan untuk menandai perubahan adalah “waktu”. Karena keberadaan waktu pulalah yang menyebabkan kita bisa membedakan arti “sebelum” dan “sesudah” perubahan.

Tanda-tanda adanya kehidupan adalah adanya perubahan dan salah satu bentuk perubahan adalah “pertumbuhan” dan “perkembangan”. Meskipun sama-sama perubahan, tetapi seperti halnya pengertian “Jiwa” dan “Raga”, keduanya berbeda. Contoh adanya pertumbuhan pada manusia adalah perubahan manusia dari bayi, anak-anak, remaja, pemuda, setengah baya, dan tua. Pertumbuhan adalah sisi yang terlihat, perubahannya dapat ditangkap dalam dimensi ruang seperti tinggi, pendek, kurus, gemuk, dan sebagainya. Sedangkan perkembangan cenderung tidak terlihat karena lebih bersifat perubahan mentalitas dan kedewasaan, seperti perubahan kecerdasan, emosi yang terjadi mulai saat masih balita, anak-anak, remaja (ABG=anak baru gede), dewasa. Perkembangan tidak dapat diukur secara langsung dengan dimensi-dimensi terukur, tetapi hanya dapat dihitung secara tidak langsung dari efek-efek prilaku dan respon emosional. Jadi pertumbuhan adalah perubahan “Raga”, sedangkan perkembangan adalah perubahan “Jiwa”.

Jika kita coba memahami pengertian “pertumbuhan” dan “perkembangan” secara matematis, maka pertumbuhan dan perkembangan dapat digambarkan dalam sebuah grafik seperti gambar berikut :

GrafikTumbuh

Dalam kondisi standar, dimana perubahan mental manusia dan pertumbuhan fisik sesuai kaedah normal, maka pertumbuhan diwakili oleh garis merah (D) dan perkembangan digambarkan dengan   garis biru (A) . Sesuai hukum alam, segala hal yang bersifat fisik pasti akan mengalami kelelahan. Oleh karenanya pertumbuhan fisik (D)  mempunyai batasan waktu, sehingga pada saat usia (t) tertentu perubahan fisik ke arah yang lebih baik tidak akan lagi terjadi, tetapi akan melandai atau bahkan akan menurun. Dalam grafik dapat dilihat bahwa kemiringan grafik D adalah fungsi waktu, δ= f(t)<0, artinya bahwa semakin berlalunya usia, maka perubahan fisik menjadi lamban atau bahkan terhenti sama sekali. Sedangkan perubahan kejiwaan (garis A) cenderung bersifat konstan (α=alpha), bahkan pada kasus-kasus tertentu mungkin saja dapat berkembang semakin cepat (α=f(t)>0). Pada kasus anak IQ atau EQ tinggi, pertumbuhan mentalnya munkin mengikuti garis (C), dan perkembangan anak dengan cacat keterbelakangan mental, perkembangannya akan mengikuti garis (B). Tetapi yang paling penting disini  bukan rumit atau sederhananya grafik yang digambarkan, tetapi pengertian bahwa di dalam diri kita “Jiwa” dan “Raga” keduanya mengalami perubahan dengan mengikuti aturannya masing-masing.

Jika ruh dan fisik mempu berubah secara selaras, maka diri kita akan hidup sebagai pribadi-pribadi yang stabil. Sehingga apapun goncangan mental dan tempaan fisik tidak akan mampu merubah kita menjadi pribadi yang berbeda, karena kita akan senantiasa menyadari dari mana dirikita ini berasal, dan akan kemana pada akhirnya kita kan bersemayam.

Jika kebutuhan duniawi lebih dominan dan keinginan ruhani terabaikan, maka pada batasan waktu yang sama dimana perubahan fisik tidak lagi dimungkinkan, kita akan berada pada tingkat perubahan yang mungkin saja sama dengan perkembangan jiwa yang terbelakang (garis B).

Tetapi jika kita bisa lebih fokus untuk selalu memenuhi kebutuhan jiwa, maka secara alamiah justru perubahan fisik kita akan ikut terangkat menjadi semakin cepat. Artinya bahwa kita bisa mendapatkan kematangan fisik jauh lebih awal dibanding dengan pertumbuhan normal.

Sebagi contoh, jika kita menargetkan diri kita untuk tidak merasakan api neraka, maka kita akan berusaha beribadah sebanyak-banyaknya. Di dalam Agama Islam, puncak dari kesempurnaan ibadah adalah jika kita mampu menunaikan Ibadah Haji ke tanah suci Mekah. Dan untuk mampu menunaikan ibadah Haji, maka kita harus memiliki banyak kemampuan, tidak saja kemampuan secara materi (dana), tetapi juga mampu secara fisik. Atau setidaknya, jika kita sholat, maka sholat yang terbaik adalah kita harus mampu berdiri dengan sempurna dan tumakninah serta dilakukan secara berjamaah. Untuk bisa sholat dengan berdiri, maka kita harus memiliki kesehatan fisik yang baik. Untuk dapat sholat berjamaah maka kita harus berangkat ke Masjid. Agar bisa berangkat ke Masjid, minimal  kita harus mampu berjalan kaki dari rumah ke masjid, atau jika masjidnya agak jauh dari rumah,  kita harus memiliki kendaraan untuk bisa sampai ke masjid, dan seterusnya. Artinya, untuk bisa beribadah dengan baik dan sempurna, seseorang tidak saja harus memiliki IMAN, tetapi juga harus didukung oleh kesehatan fisik dan dukungan dana yang memadai. Ini bukan berarti bahwa orang-orang yang kurang mampu secara fisik dan dana, tidak bisa mencapai kesempurnaan ibadah, tetapi dengan dukungan fisik dan dana yang memadai, kita akan mempunyai kesempatan lebih banyak dan lebih mudah untuk menjalankan ibadah.

Bandingkan saja jika kita berusaha memperkaya diri, tanpa di dasari atas keimanan, maka cara kita mencapai tujuan cenderung menghalalkan segala cara, kenapa ? karena mereka merasa tidak dibatasi norma-norma.Yang berlaku adalah hukum rimba, “siapa yang kuat, maka dialah yang dapat, yang tidak berdaya harus disikat”. Sehingga tanpa disadari, ternyata dia telah mengabaikan hak-hak orang lain (hak fakir miskin, dan anak yatim-piatu), hak tetangga, hak keluarga, bahkan hak-hak alam untuk memperoleh kelestarian. Jika pada akhir batasan waktu dia tidak lagi mampu untuk berusaha dan banyak berbuat, maka dia akan meninggalkan dunia fana dengan tanpa membawa bekal dari buah ibadah. Kondisinya seperti memasuki sebuah hutan di malam gelap gulita tanpa pelita, tanpa bekal makanan, tanpa peta, dan tanpa penunjuk arah.

Bukankah kita lebih beruntung jika “Beli satu dapat dua” daripada “beli cuma satu satu, barangnya rusak pula”.

This entry was posted on 11:28 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments:

My Blog List

  • Laughing before it’s illegal - [image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But you ...
    15 years ago
  • TRiMaKaSiH CiNTa - *Dan bila aku berdiri* *Tegar sampai hari ini* *Bukan karena kuat dan hebatku* *Semua karena cinta* *Semua karena cinta* *Tak mampu diriku* *dapat berdiri t...
    15 years ago