Etiquetas

Namaku SUJIWO, aku adalah seorang pengembara. Telah puluhan tahun aku melakukan sebuah perjalanan panjang yang terkadang terasa melelahkan tetapi terkadang pula terasa sangat menyenangkan. Lembah, bukit, gunung dan ngarai pernah aku lalui demi tercapainya suatu tujuan mulia. Aku mengembara untuk mengumpulkan makanan sebanyak mungkin agar aku bawa pulang sebagai persiapan keluargaku memasuki musim kemarau yang berkepanjangan.

Kini aku mencoba berhenti dibawah sebuah pohon rindang. Sambil beristirahat aku mencoba memandang ke arah dimana aku baru saja datang. Aku melihat deretan bukit dan lembah terlihat mengecil dikejauhan. Pada sebuah bukit dikejauhan terlihat sebuah kilauan cahaya yang memantulkan cahaya surya yang sangat terik pada siang itu. Pantulan cahaya itu bahkan mengakibatkan untuk sesaat mataku tidak mampu untuk melihat. Sekilas aku teringat pada beberapa saat yang lalu ketika aku melewati sebuah lembah, aku merasa telah kehilangan sebuah benda, sebuah cermin yang sangat berharga. Cermin yang mampu menunjukkan seperti apa tampangku saat itu. Cermin yang bisa membuatku tersenyum saat aku mengagumi kelebihanku dan membuatku bersedih ketika melihat jerawat besar yang ada di jidatku.

Mungkinkah kilauan itu adalah cerminku yang telah hilang, ataukah hanya sebuah fatamorgana yang muncul akibat tubuh yang kelelahan. Aku amati sekali lagi hingga pada suatu kesimpulan, kilauan itu memang benar-benar cerminku yang pernah hilang. Tetapi cermin itu sekarang sudah berada di kejauhan, tidaklah mungkin aku akan kembali untuk mengambil cermin itu, karena waktu tidak mungkin akan berpihak kepadaku. Yang terbaik bagiku saat ini adalah segera kembali bangkit melanjutkan perjalanan, membawa makanan yang telah berhasil aku kumpulkan dan terus-menerus mencari perbekalan, sehingga pada saatnya musim kemarau tiba aku sudah berada di rumah dengan membawa sebanyak mungkin makanan sebagai persiapan.

Biarkanlah cermin itu tetap berada di sana sebagai bukti bahwa aku pernah berada disana, di sebuah bukit hijau yang penuh dengan buah-buahan segar dan mempesona. Mungkin dengan hilangnya cermin itu justru akan mampu menghilangkan sifat Narsisku, atau justru mampu menimbulkan kepercayaan diriku yang sempat terpuruk,bahkan mungkin mampu menghilangkan kesedihanku yang terlalu berlebihan karena selalu meratapi jerawat yang tak pernah sembuh.

Bagiku, setiap perjalanan sejarah akan meninggalkan sebuah tulisan yang tidak mungkin untuk dapat dirubah. Kita hanya mampu untuk membacanya kembali sebagai panduan untuk membuat paragraf-paragraf baru yang akan kita tuliskan pada dinding sejarah . Kita hanya mampu mengamatinya untuk kemudian kita kemas menjadi sebuah hikmah.
TAK ADA YANG ABADI ...
11:30 AM | Author: Mr.Xu
Pagi ini, kebetulan aku menyasikan acara TV, awalnya ingin mencari tentang perkembangan posisi terakhir hasil pertandngan piala dunia sepak bola di Afrika Selatan. Beberapa saluran telah aku pilih, tetapi yang aku cari tidak juga muncul, justru hampir semua stasiun TV secara kompak memberitakan informasi yang sama dan dengan ilustrasi tayangan yang hampir serupa pula, yaitu tentang seorang publik figur yang terjerat sebuah kasus hukum, dan telah ditetapan sebagai tersangka.

Tulisan ini bukan bermaksud untuk ikut menghukum sang tokoh, tidak juga membenarkan tindakan sang tokoh jika itu memang terbukti, atau membahas bagamana sangat efektifnya media dengan kekebalan kebebasan persnya mampu mengangkat citra seseorang dan sekaligus juga mampu membunuh karakter seseorang dengan sangat keji, maupun mengenai bagaimana kasus ini juga telah meracuni fikiran anak-anak secara lebih luas. Tetapi aku cukup tergelitik dengan pernyataan seorang pimpinan sebuah provider telpon seluler yang mengataan bahwa ada lonjakan yang cukup signifikan terhadap permintaan NSP lagu dari tokoh yang aku bicarakan di atas. Dan ternyata judul yang diminati itu adalah "TAK ADA YANG ABADI"

Timbul pertanyaan dalam benakku kenapa lagu tersebut begitu sangat diminati banyak orang, lalu aku mencoba membuka-buka koleksi lagu-lagu yang telah dinyanyikan oleh sang tokoh dan mencoba menyimak syairnya. Pada intro pembuka terdengar alunan melodi dari sebuah inatrumen musik yang menurut aku sebagai orang awam telah mampu mengkondisikan pendengar memasuki suasana lagu yang ingin diciptakan oleh pencipta lagunya.

"Takkan selamanya tanganku mendekapmu"
"Takkan selamanya raga ini menjagamu"
"Seperti alunan detak jantungku"
"Tak bertahan melawan waktu.."

"Tak ada yang abadi.. 3x"

"Biarkan aku bernafas sejenak sebelum hilang....."

"Jiwa yang lemah segera pergi,"
"Bersiaplah para pengganti.."

"Tak ada yang abadi.. 3x"

Terlepas dari hiruk pikuknya kontroversi yang telah terjadi, kasus ini ternyata sedikit banyak menyisakan nilai-nilai kebaikan berupa hikmah dan telah menginspirasikan sebagian orang untuk sedikit merenung bahwa tidak ada keabadian di dunia ini. Keabadian adalah hak mutlak Allah, karena Dialah akhir dari segala penghentian.

Manusia boleh bangga atas segala apa yang telah ia capai di dunia ini, tetapi semuanya akan menemui ujung perjalanan hidupnya. Yang akan membedakan adalah dimana masing-masing jiwa membuat pilihan, di titik mana dia akan berhenti. Meskipun sebenarnya Allah telah menentukan benang merahnya, tetapi kita masih diwajibkan untuk melakukan ikhtiar untuk menyertai doa kita. Hal ini perlu kita lakukan agar kita selalu ditempatkan pada jalur yang terbaik menurut Allah, bukan hanya sekedar terbaik menurut logika akal kita.

Jika saja suatu saat, kita diberi kesempatan untuk dapat merenungkan perjalanan hidup kita dan apa yang terjadi di sekeliling kita, maka sebenarnya seperti sebuah pemancar, Allah senantiasa memancarkan nikmat-nikmat terbaikNya ke segala arah, dengan seluruh panjang gelombang dan tingkat frekwensi yang ada, dengan daya pancarNya yang tak terhingga, bahkan tanpa memperdulikan siapa yang akan menerima seluruh limpahan kebaikan tersebut, apakah dia orang jahat atau orang baik.

seperti halnya kita memiliki TV kabel atau TV berlangganan lainnya, yang mampu menerima sinyal-sinyal siaran adalah mereka yang berlangganan dan memiliki decoder yang sesuai yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan layanan TV berlangganan tersebut. Hati kita adalah sebuah dekoder yang mampu menerima seluruh nilai-nilai yang terpancar di segala ruang jagad raya. Hanya sebagian dari sinyal-sinyal itu yang mampu ditangkap oleh akal kita, yaitu sinyal yang frekwensinya sesuai dengan setting yang telah dilakukan terhadap diri kita. Begitu pula dengan pancaran gelombang kebaikan yang Allah pancarkan di sekeliling kita, hanya orang-orang tertentulah yang mampu merasakannya. Sebagian tidak mampu menerima dan merasakan kebaikan itu karena hijab (penghalang), barier yang menghalangi pandangan mata batin kita. Kita cukup berlangganan atau meminta kepada Allah, dan InsyaAllah akan dilepas segala hijab dari batin kita. Jika kita sudah berlangganan maka kita akan dimasukkan oleh Allah ke dalam golongan orang-orang yang bersyukur.

Sebagai pelanggan Allah, kita telah diberikan instrumen berupa hati. Agar hati sebagai pesawat dekoder kita bisa berfungsi, maka perlu dilakukan setting. Tujuannya agar frekwensi referensi hati kita selalu sesuai dengan frekewensi kebaikan yang Allah pancarkan. Dan atas "Rahman" dan "Rakhim" -Nya lah, sebagai kemudahan dan fasilitas, Allah telah menerbitkan sebuah buku manual/petunjuk berupa KITAB-KITAB SUCI dan seorang TEKNISI terpilih yaitu para nabi dan rosul serta para ENGINEER yang selalu mendampingi yaitu para malaikat. Semua itu sebenarnya merupakan suatu fakta yang jelas jika kita mau memahaminya.

Wallahu 'alam bi sawab...

My Blog List

  • Laughing before it’s illegal - [image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But you ...
    15 years ago
  • TRiMaKaSiH CiNTa - *Dan bila aku berdiri* *Tegar sampai hari ini* *Bukan karena kuat dan hebatku* *Semua karena cinta* *Semua karena cinta* *Tak mampu diriku* *dapat berdiri t...
    15 years ago