Etiquetas

Perjalanan Menuju Pusat Inti Materi (2)
8:47 PM | Author: Mr.Xu

Aku terbangun karena hawa dingin yang menyengat. Entahlah kenapa di dalam dunia yang sangat hening dan tanpa cahaya ini suhu terasa sangat dingin. Ternyata temeperatur tubuhku belum mampu beradaptasi secara sempurna dalam dunia mikroskopik ini. Perutku terasa melilit kelaparan. Aku ambil sebuah kotak plastik dari ranselku yang berisi ratusan kapsul suplemen pengganti makanan. Ada tidak kurang dari 10 macam warna, yang masing-masing berbeda rasanya. Aku suka yang warna biru, rasa kapsul ini adalah rasa kesukaanku, yaitu ‘rasa soto ayam’. Ada lagi kapsul warna merah yang berisi ‘rasa telur asin’ dan masih banyak lagi rasa-rasa yang lain yang kesemuanya merupakan hasil dari formulasi bumbu-bumbu masakan ciptaan istriku.

Aku ambil satu buah kapsul, yang kandungan kalorinya pada dunia normal setara dengan 2 hari makan makanan berat dengan menu 4 sehat 5 sempurna. Aku belum tahu, apakah dalam dunia mikroskopis ini, kesetaraan tersebut masih tetap berlaku. Masih harus di uji…

Radar Setelah mengemasi tenda dan memasukkan kembali ke dalam tas ranselku, aku mulai bersiap untuk melanjutkan misi penjelajahanku menuju pusat inti materi. Aku naiki sepeda modifikasiku, aku kayuh semakin mendekat ke arah kubus ‘tahu’. Karena tidak ada seberkas sinarpun yang mampu menembus dunia mikroskopis ini, maka aku bergerak hanya dengan mengandalkan petunjuk arah dari monitor plasma mini dalam alat pengendali jauh (Remote Control) hasil ciptaanku itu. Layar display itu sekarang berfungsi seperti radar, dimana objek-objek yang mampu tertangkap oleh sonar hanya berupa sebuah sebuah titik-titik yang menyala berkedip-kedip.

Dengan dikombinasikan bersama kacamata khusus yang aku kenakan, aku terus mengayuh sepeda modifikasi-ku mendekati objek media ‘potongan tahu’. Perjalananku mendekati ‘potongan tahu’ itu terasa sangat lama. Mungkin karena faktor rasio skala ukuran objek, jarak yang dalam dunia normal dapat ditempuh dalam satu detik itu, dalam dunia mikroskopik harus ditempuh dalam waktu berminggu-minggu. Untung saja teknologi ‘Baling-baling bambu’ itu sudah aku modifikasi sedemikian rupa sehingga maEnterprise2mpu bergerak dengan teknologi ‘WRAP’, yaitu teknologi yang mampu membuat suatu objek dapat bergerak mendekati kecepatan cahaya, seperti yang digunakan pada pesawat ‘The Enterprise’ yang biasa aku lihat dalam film-film ‘Startrek The Next Generation’

Molecular Layers

Cukup sulit juga melakukan observasi hanya dengan gambaran visual yang monochromic, karena untuk warna tertentu yang panjang gelombangnya sangat berdekatan, perbedaan intensitas cahaya putih saja tidak mampu membedakan. Maka aku kembali mencoba melakukan beberapa modifikasi system ‘chip’ pada kacamata khusus yang aku gunakan. Dengan menambahkan beberapa variabel molecularreferensi panjang gelombang warna ke dalam ‘chip’, aku mampu memodifikasi kacamata spesialku itu untuk dapat menampilkan citra visual yang lebih bewarna. Dan hasilnya sungguh sangat menakjubkan. Pada jarak yang sudah semakin dekat, media potongan tahu yang tadinya terlihat monochromic sekarang menjadi penuh warna.

Semakin aku dekati media itu, semakin banyak pemandangan yang sangat menakjubkan. Sungguh-sungguh kebesaran Tuhan sangat-sangat diluar batasan imajinasi manusia.

molecular structuremolecular structure1

molecular1

 

 

 

 

 

Di dalam keheningan yang gelap gulita, semakin jauh aku memasuki media jelajah, aku serasa seperti memasuki ruang angkasa yang tiada berbatas. Gugusan-gugusan molekul ‘selulosa’ pada media tahu seperti sekelompok bintang-bintang yang membentuk sebuah galaksi.

Diantara sekelompok gugusan molekul itu, aku menetapkan sebuah target baru. Aku pilih sebuah objek bulat yang menyerupai planet berwarna ‘Orange’ . Aku belum tahu, termasuk atom jenis apa target yang aku tuju itu. Tetapi aku sangat tertarik karena warnanya yang sangat kontras jika dibandingkan dengan bulatan-bulatan lain yang ada di sekelilingnya. ‘Silent Helicopter’ –ku aku pacu cepat, tetap dengan kecepatan ‘WRAP’ menuju ke target baru itu.

Meskipun aku bergerak dengan kecepatan ‘WRAP’, tetapi berdasarkan kalkulasi alat pengendali jauhku, target baru itu akan memakan waktu sekitar 3 – 4 hari (WDM = Waktu Dunia Mickroskopik) perjalanan. Maka aku memutuskan untuk menggunakan mode ‘Auto Pilot’ pada sepeda ontel modifikasiku. Aku masukkan koordinat arah target pada sistem auto alat transport-ku itu. Aku ikatkan ’Silt Belt’ ketubuhku dan akupun mencoba untuk menidurkan diriku selama perjalanan ‘Auto’. Benar-benar perjalanan yang sangat  melelahkan.

This entry was posted on 8:47 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments:

My Blog List

  • Laughing before it’s illegal - [image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But you ...
    15 years ago
  • TRiMaKaSiH CiNTa - *Dan bila aku berdiri* *Tegar sampai hari ini* *Bukan karena kuat dan hebatku* *Semua karena cinta* *Semua karena cinta* *Tak mampu diriku* *dapat berdiri t...
    15 years ago