Etiquetas

Puzzle in the night...
2:30 AM | Author: Mr.Xu

Malam itu sunyi senyap, hanya sisa-sisa suara tetesan air mata langit yang mulai terisak sejak ditinggal oleh matahari yang mulai lelah setelah seharian menyombongkan diri. Langit tidak lagi menangis meraung-raung seperti badai minggu lalu. Dia hanya terisak dengan rintihan lirih namun tak hendak terhenti. Mataku masih saja enggan berkompromi, kedua kelopaknya seakan enggan saling menyapa, apalagi mau mendekat layaknya seorang sahabat. Pandanganku kosong tegak lurus meraba setiap jengkal langit-langit kamarku yang sudah tidak lagi putih.

Aku mulai merasakan angan-anganku mulai bergerak melayang-layang menembus langit-langit kamar menjelajahi pekatnya awan hitam di malam gelap yang tidak bertuan. Aku melihat seberkas cahaya terang berserabutan berebut keluar dari sebuah pintu yang setengah terbuka, aku melangkah masuk ke dalamnya, lalu tiba-tiba saja aku berada dalam sebuah ruangan serba putih tanpa dinding tanpa tepi, yang aku lihat hanyalah kepingan-kepingan puzzle bergambar yang melayang-layang bertebaran di segala penjuru arah. Aku berbalik arah, tapi pintu itu sudah tidak lagi ada.

Aku melihat ke sebuah keping puzzle yang terdekat, gambarnya berganti-ganti layaknya sebuah kisah sinema. Aku melihat diriku yang masih remaja, berseragam baju putih dan celana pendek berwarna biru. Seorang gadis manis duduk dihadapanku dengan wajah pucat pasi, memandangiku yang terduduk ditanah sambil memegangi lututku yang mulai berdarah. "Ma'af .." terluncurlah sebuah kata dari bibirnya yang mungil dan merona. Lusi, gadis manis itu semakin mendekat, "Sakit..ya?". Aku mengangguk tak bersuara. Tiba-tiba saja Lusi mengeluarkan selembar sapu tangan warna biru dari saku bajunya yang berenda dan berusaha membersihkan lukaku dengan lembut. Aku pegang lengan tangannya, "Au..!" sengaja aku keraskan suaraku, meskipun sebenarnya tidak terlalu sakit. Aku biarkan lukaku dibersihkannya, dengan tanganku mesih tetap memegang lengannya. Aku tersenyum dalam hati, sambil terus-menerus menatap wajahnya yang mungil manis meranum bak daging buah pepaya muda. Gadis yang diam-diam aku sukai, kini tepat berada dihadapanku....

Tanpa sengaja tangan kananku tiba-tiba saja menyentuh sebuah keping puzzle lain, aku alihkan perhatianku pada puzzle itu, aku raih dan aku genggam dengan telapak tanganku. Aku pandangi telapak tanganku yang masih menggenggam keping puzzle itu, sinarnya memancar dari sela-sela jariku. Aku buka perlahan genggamanku dan aku pandangi keping puzzle yang masih berada di atas telapak tanganku. Aku melihat diriku sedang berjalan menghampiri sekelompok pemuda berseragam putih abu-abu, seorang gadis tomboi berpotongan rambut ala Lady Di, sedang berbincang-bincang dengan mereka. Gadis itu, ROSA namanya, teman satu mejaku. Dia berbincang sambil menyandarkan kedua tangannya di tepian bibir meja. Aku duduk di atas meja disebelah gadis itu, berusaha untuk terlibat dalam pembicaraan itu. Tanpa sengaja tanganku menyentuh jemari Rosa, dia tetap berbincang seolah-olah tak terjadi apa-apa, tetapi perlahan-lahan tangannya justru menggenggam tanganku dan menjadikannya sebagai tumpuan. Perlahan-lahan aliran listrik seakan-akan mengalir dari ujung tanganku, merambat cepat mengguncang-guncang jantungku. Aku lirik Rosa, gadis tomboy itu, dan diapun melirik ke arahku sambil tersenyum. Aku memang menyukai teman sebangkuku, gadis tomboi yang lebih suka mengobrol dengan teman laki-laki sekelasku dibanding pergi ke kantin sekolah dengan geng centilnya..

Aku tersentak dan tersadar dari lamunanku, aku melihat kesamping, kedua anakku masih terlelap, di sebelahnya seorang wanita cantik juga tertidur pulas, wanita itu adalah istriku, ibu dari anak-anakku. Wanita yang telah lebih dari sepuluh tahun terakhir selalu menemani hari-hariku. Hari-hari yang selalu penuh diwarnai dengan perjuangan. Sedikit-demi sedikit rasa bersalahku mulai berkuasa, rasa bersalah karena telah membiarkan angan-anganku mengembara liar, membayangkan wanita-wanita lain yang pernah hadir menyentuh relung hatiku. Aku bangkit dari tempat tidurku, berjalan kearah meja dan mengambil selembar kertas putih kosong. Lalu aku mulai menulis....

Hidup yang aku jalani serasa sebuah permainan Puzzle. Sosok yang membentuk diriku saat ini adalah susunan dari kepingan-kepingan puzzle yang masing-masing memuat penggalan episode hidup yang saling mengait. Kaitan-kaitan itu membentuk sebuah cerita panjang yang mengantarkanku berjalan ke masa kini.

Setiap orang berbeda-beda cara dalam menyelesaikan sebuah permainan puzzle, tetapi hasil akhirnya tetaplah sama.

Sebagian, ada yang mampu menyelesaikan permaianan secara berurut dari bagian bawah ke atas. Sehingga setiap tahapan pencapaian seakan-akan mudah di tebak.

Sebagian yang lain hanya mampu menyusun kepingan demi kepingan secara tak beraturan, awalnya dimulai dari bawah, lalu tiba-tiba dilanjutkan dari atas, atau sesekali pindah dari sisi kiri atau sisi kanan. Setiap tahapan tidak mungkin bisa di reka, akan menjadi apa gambar puzzle pada akhirnya.

Semakin jelas gambaran puzzle yang kita ingat, akan semakin mudah permainan diselesaikan.

Semakin kuat keinginan kita untuk mencapai impian, maka akan semakin mudah impian itu terwujud.

"Uu waahh...!", aku mulai menguap. Ribuan ton beban seakan-akan menggelayuti kedua kelopak mataku. Aku mencoba bertahan dan memasukkan kertas itu ke dalam tas kerjaku. Dengan langkah gontai laksana panglima yang kalah perang, aku terseok-seok kembali ke tempat tidurku, lalu gelap..hitam...pekat.... "Z z z Z z ".

This entry was posted on 2:30 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

1 comments:

On 1/06/2009 01:04:00 AM , Anonymous said...

Life is like a puzzle, hidup itu memang seperti puzzle, terdiri dari potongan2 gambar/cerita kehidupan yang saling berhubungan dan melengkapi, yg pd akhirnya akan membentuk suatu gambar atau cerita hidup yg indah...

 

My Blog List

  • Laughing before it’s illegal - [image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But you ...
    15 years ago
  • TRiMaKaSiH CiNTa - *Dan bila aku berdiri* *Tegar sampai hari ini* *Bukan karena kuat dan hebatku* *Semua karena cinta* *Semua karena cinta* *Tak mampu diriku* *dapat berdiri t...
    15 years ago