Etiquetas

Amarah dan Lubang yang ditinggalkannya
10:44 AM | Author: Mr.Xu
Kita sering bertanya-tanya, mengapa ada seseorang yang mudah sekali marah hanya hal-hal yang sangat tidak berharga, dan ada orang lain yang begitu sangat sabarnya, sehingga kemurkaanpun seakan-akan lelah menghadapinya. Apa yang membedakan mereka ? perbedaannya adalah pada letak hati mereka. Mereka yang meletakkan hati mereka pada ruangan yang sangat sempit, maka guncangan sekecil apapun akan mengakibatkan ia terguncang-guncang dan mudah sekali terbentur dinding-dinding pembatas. Sebaliknya mereka yang meletakkan hatinya pada sebuah tanah lapang, maka sekuat apapun gempa bumi yang terjadi, mereka tidak akan terluka. Tetapi dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas mengenai mengapa seseorang begitu pemarah, tetapi yang saya bahas kali ini adalah apa yang ditinggalkan dari sebuah amarah.

Suatu hari, seorang ayah memberikan anaknya yang pemarah beberapa buah paku dan sebuah palu. “ Untuk apa ini ayah ?” tanya sang anak kepada ayahnya.
“Anakku, jika engkau sedang marah hujamkanlah paku itu pada dinding dalam kamarmu”.
“Ini sebagai pelampiasan dan penyaluran agar amarahmu dapat terredam” kata ayahnya melanjutkan.
Sang anakpun menurut, dan pada hari pertama saja sudah 37 paku ditancapkan pada dinding kamarnya. Hari kedua 27 paku, hari ketiga dan seterusnya semakin hari semakin berkurang. Hingga pada suatu hari dia sama sekali tidak menancapkan sebuah paku pun pada dindingnya. Sang anak sangat gembira dan mengabarkannya kepada sang ayah.

Sang ayahpun kemudian bersyukur, dan meminta sang anak untuk mencabuti kembali paku-paku itu. Ternyata melepaskan paku dari dinding tidaklah semudah seperti pada saat menancapkannya. Dan akhirnya setelah beberapa hari, akhirnya semua paku-paku itu berhasil dilepaskan dari dinding kamar sang anak. Kemudian sang anakpun dengan berlari-lari menghampiri ayahnya dan mengabarkan bahwa dia telah berhasil melaksanakan permintaan sang ayah. Sang ayahpun mengajak putranya untuk masuk kembali kekamarnya itu dan menyuruh anaknya untuk meletakkan tangannya pada dinding bekas paku-paku, merabanya dan merasakannya.

“Anakku, jika engkau mengucapkan atau melakukan sesuatu pada saat marah, maka engkau hanya akan meninggalkan carut-marut dan luka yang ternganga “.
“Engkau dapat menikam seseorang dengan pisau atau membunuhnya. Tetapi ingatlah bahwa beratus-ratus kalipun engkau meminta maaf atau menyesal, namun lukanya masih akan tetap ada”. “Lubangnya akan masih tetap menganga..…dia tidak akan bisa kembali seperti semula”.

(Sebuah pelajaran untuk mendapatkan ketenangan Jiwa)
This entry was posted on 10:44 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

1 comments:

On 1/19/2009 10:55:00 PM , Anonymous said...

mencoba berdamai dengan amarah dan dendam...
itu yang pernah aku lakukan...
manage u'r anger...erase it with "wudhu". fire, fight with water.

ketika kita melakukan itu, semua akan menjadi indah. ingatlah selalu kebaikan orang, berusaha untuk menghapus kejelekan dan kesalahan. dengan begitu, semua akan terasa menyenangkan.
kita tentu tidak ingin Alloh selalu melihat kejelekan dan keburukan kita, kan...
Sang Pemberi hidup saja selalu berbaik sangka kepada umat-Nya.walaupun kita berniat jahat, akan belum tercatat. dan sebaliknya.saat kita berniat baik, sudah menjadi satu catatan amal tersendiri buat kita..
lalu kenapa kita yang kecil ini, tidak mau melakukannya...
InsyaAlloh akan memberi ketenangan..
amin..

 

My Blog List

  • Laughing before it’s illegal - [image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But you ...
    15 years ago
  • TRiMaKaSiH CiNTa - *Dan bila aku berdiri* *Tegar sampai hari ini* *Bukan karena kuat dan hebatku* *Semua karena cinta* *Semua karena cinta* *Tak mampu diriku* *dapat berdiri t...
    15 years ago