Etiquetas

"Bu ..Tomy berangkat dulu ya.., nanti Tomy kabari kalau sudah sampai", aku menyalami ibuku dan meraih tangannya ke bibirku dan menciumnya. Ibuku merengkuh kepalaku dan menciumi kedua pipiku.

"Udah cepet!...nggak dapat bis lho..", bapakku berteriak dari luar. Bapakku memang sedang menunggu diluar dengan kendaraan roda dua yang sudah dihidupkan dan siap untuk mengantarkanku ke Terminal Bis antar kota.

Aku sudah seminggu di rumah, menikmati liburan setelah ujian semesteran. Tidak banyak yang aku lakukan dirumah, hanya bermalas-malasan saja, bercanda dengan adik-adiku, atau melerai kedua adikku yang sering kali bertengkar, maklum usia kedua adikku itu hanya bertaut 3 tahun. Adikku yang bungsu waktu itu masih duduk dibangku SMP kelas 3 dan kakaknya duduk di bangku SMA kelas 2. Meskipun lebih muda, si bungsu memiliki postur yang besar, sehingga mereka berdua nampak sebaya.

Sesampai di terminal bis antar kota, aku berpamitan, mencium tangan bapakku , dan segera berlari menuju Bis yang segera akan berangkat. Bis itu adalah bis jurusan Bandung, kota dimana aku kuliah saat itu. Kebetulan aku mendapatkan dua buah kursi yang kosong, aku segera duduk dan memilih kursi di sisi jendela. Waktu itu hari minggu, jadi bis yang aku tumpangi sudah cukup penuh, banyak penumpang yang kembali ke kota tempat biasa mereka kerja, kuliah atau sekolah, hanya ada tersisa satu kursi kosong di sebelahku. Sepanjang perjalanan aku hanya memandang keluar bis melihat-lihat suasana di sepanjang jalan yang aku lalui. Tanpa terasa aku terlelap dan aku baru mulai sadar ketika Bis mulai memasuki Terminal Cirebon.

"Boleh saya duduk di sini ?", sebuah suara lembut tiba-tiba mengejutkanku.

Aku mencari sumber suara itu, dan rupanya saat itu Tuhan sedang menjatuhkan bintang di pangkuanku. Sosoknya semampai, manis dengan rambutnya yang panjang tergerai di kedua pundaknya, benar-benar seperti seorang bidadari, setidaknya seperti itulah penilaianku pada saat itu. Dengan gugup dan suara agak bergetar kemudian aku mempersilahkan dia duduk, duduk di kursi yang kosong di sebelahku. Bis tumpanganku kemudian mulai berangkat menuju kota tujuan. Beberapa saat suasana sepi, aku hanya terdiam sambil sedikit-demi sedikit menata kembali kesadarnku. Aku mencoba melirik ke arah mahluk indah di sebelahku dan pada saat bersamaan dia juga sedang mandang ke arah jendela di sebelahku. Dia tersenyum, dan karena sudah tertangkap basah meliriknya, akhirnya aku memberanikan diri untuk berkenalan,

"Turun di mana mBak? ".

"Bandung,.." jawabnya singkat,

"Oh kalu begitu sama..., Kuliah ? atau Kerja ?" .

"Kuliah..", mungkin dalam pikirannya, apa-apaan orang ini belum kenal sudah menginterogasi...

" Oh ya, maaf boleh kenalan ? Nama saya Tomy", tanyaku sambil aku menyodorkan tangan kananku,

"Bunga..!" jawabnya sambil menyambut, menyalamiku.

Wow..! tangannya begitu lembut dan halus, seakan-akan aku enggan melepaskannya kembali, tetapi sebelum dia mulai berfikiran yang macam-macam, aku segera melepaskan tangannya kembali dan melanjutkan pertanyaanku kembali.

"Kuliah dimana ?", "di NHI , mas sendiri ke Bandung Kuliah apa kerja ?" ,

"Kuliah di ITB, Fakultas Teknik, Bunga sendiri ambil jurusan apa ?",

"Pariwisata..",

"Wah enak dong..! nanti kerjanya berarti Jalan-jalan terus...", kataku menimpali.

"Ah, ya enggak.. nanti aku jadi guru..guru SMK, aku kuliah kan dapat beasiswa dari Departemen P dan K, jadi nanti setelah lulus kuliah aku kontrak 3 tahun mengajar di SMK jurusan pariwisata di seluruh Indonesia. Aku nggak tahu nanti dapat tugas pertamaku dimana, mudah-mudahan sih masih di Pulau Jawa",

"Emang udah semester berapa sih ?",

"Baru semester satu kok mas...",

" oh...".

Kemudian pembicaraan tiba-tiba saja terasa menyenangkan, tanpa terasa kami sudah memasuki kota Bandung, dan sebelum turun aku sempat meminta alamat kost-nya dan meminta ijin untuk mengunjunginya.

"Bunga,...aku boleh main ke tempatmu nggak? ",

"Ya boleh aja..dong",

"Emang nanti nggak ada yang marah ?".

"Ah..apa-apan sih, nggak-enggak..aku tunggu bener lho...".

Kami berdua kemudian mencari angkutan kota, sayangnya angkutan kami jurusannya berbeda.

Merasa dapat lampu hijau, disepanjang jalan diangkutan, aku kadang-kadang tersenyum sendiri. Beberapa orang disebelahku memperhatikanku dan saling berbisik dengan rekan disebelahnya, Entah apa yang mereka bicarakan, aku tidak memperdulikannya lagi. Yang ada dipikiranku saat itu adalah masa-masa dimana aku dan bunga saling berbicara di dalam Bis antar kota tadi.

Hari-hari berikutnya aku mulai disibukkan kembali dengan kegiatan kuliahku, maklum saat itu aku mulai masuk ke semester terkhir, dan mulai mempersiapkan menyusun tugas akhir. Sampai pada saat malam minggu aku akhirnya memberanikan diri mengunjungi Bunga di tempat kos-kosannya. Sesampai di tempat kosnya, susananya ramai seperti suasana di rumah sakit pada saat terjadi wabah demam berdarah, ternyata kos-kosan tempatnya tinggal adalah sebuah asrama putri, memang di NHI Bandung terkenal cewek-ceweknya cantik-cantik. Di beberapa sudut bangunan terdapat baberapa sejoli yang sedang bercengkrama, dengan agak ragu-ragu aku menghampiri sekelompok cewek yang sedang bergerombol, dan aku menanyakan apakah Bunga ada di rumah.

" Oh mas Tomy ya..?" lo.. kok tahu namaku ya.? pikirku, sebelum aku lebih jauh bertanya, cewek itu kemudian melanjutkan " Saya Ratna, teman sekamar Bunga ",

"Udah ditungguin kok dari tadi".

Wah ternyata Ratna tidak kalah cantiknya dengan Bunga, hanya bedanya tubuhnya lebih berisi dibandingkan Bunga. Tidak berapa lama Bunga pun keluar, didampingi Ratna di sebelahnya.

"Udah kenalan ya, tadi sama Ratna..,bilang apa aja tadi mas..? kalau yang jelek-jelek itu bohong mas, tapi kalu yang bagus-bagus itu pasti betul...he..he." , Bunga mencoba mengajakku bergurau untuk mencairkan suasana.

" Mas, kita ngobrolnya sambil jalan-jalan aja ya mas di depan, nanti Bunga ajak ke tempat jajan langganan Bunga dan temen-temen, enak kok suasananya".

Mungkin bunga menangkap gelagatku yang merasa tidak nyaman denga suasana ramai di tempat itu. Kebetulan di sebrang jalan sekitar asramanya banyak berderet-deret warung-warung makan dan tempat jajanan tempat biasanya warga asrama dan sekitarnya makan atau sekedar membeli jajanan. Akhirnya aku menyetujuinya dan kami masuk ke sebuah tempat mangkal para mahasiswa/mahasiswi NHI. Suasannya sangat menyenangkan, ada alunan musik lembut, dan pencahayaan yang tidak terlalu terang. Wah pokoknya apel pertamaku begitu mengesankan. Entah pada kunjungan yang keberapa, akhirnya aku memberanikan diri untuk menyatakan cinta kepada Bunga, dan meminta dia bersedia menjadi kekasihku. Aku sangat khawatir menunggu jawabannya, karena untuk beberapa saat dia terdiam. Wajahnya memandangiku seperti tanpa ekspresi. Entah apa isi pikirannya saat itu......... (bersambung).

This entry was posted on 11:34 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments:

My Blog List

  • Laughing before it’s illegal - [image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But you ...
    15 years ago
  • TRiMaKaSiH CiNTa - *Dan bila aku berdiri* *Tegar sampai hari ini* *Bukan karena kuat dan hebatku* *Semua karena cinta* *Semua karena cinta* *Tak mampu diriku* *dapat berdiri t...
    15 years ago