Etiquetas

Perjalanan Sebuah Hakekat
8:32 AM | Author: Mr.Xu
( edisi : Hukum Relativitas Einstein, sebuah analogi )

Tanpa jiwa, tubuh kita adalah onggokan daging dan kumpulan belulang , tidak bermakna apa-apa , tidak ada fungsi dan tanpa guna . Diri kita adalah kombinasi dari unsur visual tubuh dan unsur imajiner jiwa. Setiap unsur visual adalah quantitatif, dapat dihitung. Kita bisa menghitung berapa berat dan tinggi badan kita. Sebaliknya, jiwa adalah unsur imajiner yang bersifat kualitatif, tidak dapat dihitung secara langsung, tetapi hanya dapat diukur dengan cara menghitung dan menganalisa efek-efek visualnya. Kita tidak bisa menghitung seberapa banyak sifat sabar kita, tingkat disiplin kita, jiwa sosial kita, dan rasa keperdulian kita , kecuali dengan cara menghitung respon visual yang muncul sebagai konsekuensi kejiwaan. Bahkan para psikiater harus memberikan bermacam-macam kuesioner, pertanyaan,bahkan game test untuk dapat mengukur tingkat kejiwaan seorang pasiennya.

Delapan hanyalah sebuah angka, tetapi 8 km ke arah utara adalah sebuah petunjuk arah. Angka delapan tanpa satuan dan arah tidaklah berarti apa-apa, tetapi dengan tambahan atribut “km” dan “utara” sebuah angka lebih bermakna, menjadi sebuah petunjuk yang berguna. “8 km” adalah visual-kuantitatif dan “utara” adalah imajiner-kualitatif. Hampir semua fakta alam mempunyai pola yang sama yaitu terdiri atas unsur visual dan unsur imajiner.

Bahkan sang jenius abad ini “Mr. Einstein” memasukkan kedua unsur ini ke dalam formula ajaibnya, “E = mc2”. Menurut “Mr. Jenius” : “Besarnya energi suatu benda yang bermassa “m” dan mempunyai kecepatan dengan percepatan cahaya “c” adalah suatu perkalian besarnya massa benda dan kuadrat nilai percepatan cahaya”. Massa m adalah unsur visual yang bisa dilihat, unsur ini mempunyai bentuk dan menempati ruang, sehingga dapat diukur secara kuantitatif. Kecepatan mempunyai unsur utama waktu “t”, dan diukur dengan cara mengukur besarnya jarak yang ditempuh oleh sebuah massa dalam satuan waktu. Percepatan adalah faktor bertambahnya kecepatan dalam setiap satuan waktu. Meskipun percepatan mempunyai satuan, tetapi sebanarnya percepatan adalah unsur imajiner. Kita baru bisa mengukur percepatan hanya dengan cara mengukur efek visual jarak akibat berpindahnya massa dari suatu lokasi ke lokasi lainnya.

Kesimpulannya, semua objek di alam semesta selalu terdiri dari dua unsur yaitu unsur visual yang “terlihat” dan unsur imajiner yang tidak terlihat tetapi “terasa”. Bentuk tubuh yang indah dan molek, tidaklah bermanfaat apabila tidak disertai dengan sifat dan watak yang indah dan molek pula. Kecantikan jiwa akan lebih berguna dibanding hanya sekedar pesona fisik semata. Kehidupan kita didunia akan lebih terarah apabila segala aktifitas pisik kita tidak melupakan aktifitas spiritual kita .
This entry was posted on 8:32 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments:

My Blog List

  • Laughing before it’s illegal - [image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But you ...
    15 years ago
  • TRiMaKaSiH CiNTa - *Dan bila aku berdiri* *Tegar sampai hari ini* *Bukan karena kuat dan hebatku* *Semua karena cinta* *Semua karena cinta* *Tak mampu diriku* *dapat berdiri t...
    15 years ago