Etiquetas

The Power of Dreams
7:39 PM | Author: Mr.Xu

Ada sedikit perbedaan antara pengertian "Mimpi" dan "Impian". Meskipun dalam bahasa inggris keduanya disebutkan dalam kata yang sama yaitu "Dream". Mimpi sering disebut sebagai bunga tidur, yang menurut para ahli psikologi merupakan suatu visualisasi dari keinginan-keinginan alam bawah sadar kita, sedangkan impian bermakna lebih visioner, lebih memiliki pandangan kedepan atas keinginan yang ingin kita capai. Pengertian impian justru lebih dekat dengan istilah "cita-cita", meskipun sebagian orang menganggap bahwa impian tidaklah lebih realistis dibandingkan dengan cita-cita.

"Adik kalau besar ingin jadi apa ?" pertanyaan tersebut dulu pernah ditanyakan oleh bapak-ibu saya untuk menanamkan motivasi dan memberikan nasehat agar saya tidak malas belajar, dan selalu menjadi anak yang baik. "Aku ingin jadi insinyur !" jawaban yang aku lontarkan dengan cepat, meskipun sebenarnya saya sendiri belum mengerti apakah insinyur itu. Sejak kelas 3 SD, saya mulai mengenal pahlawan dalam pelajaran sejarah. Saat itu saya begitu kagum dengan perjuangan Pahlawan Yos Sudarso yang dengan gagah berani bertempur melawan Belanda di perairan Arafuru. Maka dengan serta merta cita-cita saya menjadi berubah, "Aku ingin menjadi seorang Nahkoda Kapal", begitu jawaban saya ketika pertanyaan di atas berulang kali dilontarkan kembali oleh kedua orang tua saya.

Setelah saya menginjak bangku SMP, pertanyaan tersebut sudah mulai jarang ditanyakan oleh kedua orang tua saya, bahkan mungkin sudah tidak pernah lagi ditanyakan. Tetapi dalam benak remaja saya, cita-cita saya sudah mulai berubah kembali. Pada masa itu, masa orde lama, sosok bapak Ir. Habibie begitu populer di mata saya. Beliau adalah orang yang sangat luar biasa, karena pada saat itu, beliau mampu merintis sebuah industri dirgantara yang hebat dan sarat dengan teknologi canggih, setidaknya begitulah yang saya pikirkan pada saat itu. "Saya ingin bekerja di PT Nurtanio, jika saya lulus kuliah nanti". Begitulah impian saya pada saat itu. Sejak saat itu, entah karena kebetulan atau tidak, pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam merupakan pelajaran yang paling saya sukai di sekolah.

Saya juga begitu kagum dan terheran-heran dengan sebuah Radio 2 ban milik om saya. Sehingga pada suatu waktu, dengan diam-diam radio itu saya bongkar hanya karena ingin melihat isinya. Tetapi malangnya, karena ilmu elektronik belum banyak yang saya ketahui, maka saya tidak ingat lagi bagaimana cara memasangnya kembali. Al-hasil "Terima bongkar - tidak terima pasang", begitulah kondisi radio 2 ban milik om saya. Nasibnya sangat mengenaskan, tercerai-berai tidak karuan lagi bentuknya. Beruntung om saya saat itu sekolah di STM, di kota kecamatan, jadi radionya masih dapat diselamatkan. Sejak saat itu saya begitu menyukai pelajaran ketrampilan, terutama pada saat ketrampilan elektronika. Saya mencoba menyisihkan sebagian uang jajan saya untuk membeli sebuah solder, sebuah multi tester, dan beberapa kit proyek elektronika sederhana. Semuanya saya coba untuk saya rakit sebisanya, tetapi malangnya lebih banyak proyek yang gagal dari pada yang berhasil. Saya sempat putus asa dan pada saat mulai masuk SMA, saya mempunyai impian "Saya harus bisa kuliah di ITB jurusan Elektronika" supaya saya bisa memahami, mengapa proyek-proyek saya banyak yang gagal.

Seiring berjalannya waktu, saya sudah mulai jarang membuat proyek-proyek baru, kegiatan saya mulai beralih pada aktifitas organisasi di sekolah dan di luar sekolah. Saya sempat mencoba mencalonkan diri menjadi ketua OSIS semasa di SMA, tetapi gagal, dan hanya menduduki posisi sekertaris karena kalah suara. Sampailah pada suatu saat aku mengikuti UMPTN untuk memasuki Institut Teknologi Bandung. Tetapi sayangnya Bapak saya menyarankan agar saya memilih Jurusan Kimia atau Teknik Kimia, beliau meyakinkan saya, bahwa Elektronika itu nanti bisa dipelajari dari buku-buku atau jika perlu nanti ikut kursus montir radio atau televisi untuk bisa mengerti elektronika. Tetapi Jurusan Teknik Kimia itu sangat susah dan langka, begitulah menurut pandangan bapak saya. "Lihat itu, para insinyur teknik kimia di tempat Pakde kamu bekerja, PT PUPUK KUJANG, mereka hidupnya enak-enak, dan mempunyai jabatan yang mapan..!". Pakde saya memang bekerja di PT PUPUK KUJANG, dan karena latar belakang beliau bukanlah seorang insinyur, maka jabatan tertinggi Pakde saya pada saat itu adalah seorang " Kepala Gudang Spare-Part ". Meskipun demikian, pakde saya menerima fasilitas rumah dinas, mobil dinas, dan bermacam-macam fasilitas lainnya dari perusahaan.

Akhirnya, saya memenuhi permintaan Bapak saya dan memilih Jurusan Teknik Kimia di ITB, dan Alhamdulillah saya diterima. Memang sedikit banyak pendapat bapak saya ada benarnya, bahwa Jurusan Teknik Kimia itu jurusan yang langka dan sangat susah, tidak semua Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia ini memiliki Jurusan Teknik Kimia. Entah merupakan suatu kesialan atau justru keburuntungan, di jurusan ini, saya bertemu dengan puluhan anak-anak super di sekolahnya. Mereka begitu superior di setiap mata kuliah. Saya yang masuk dengan separuh hati dan berasal dari sekolah daerah yang tidak sepopuler sekolah mereka, harus bersaing mati-matian untuk tetap bisa lulus dalam semua mata kuliah. "Di atas langit masih ada langit" begitulah mungkin ungkapan yang tepat, artinya bahwa saya yang Lulus SMA dengan Nilai NEM(Nilai Ebtanas Murni) termasuk dalam jajaran tiga besar di sekolah, di Jurusan ini, masih belum apa-apanya. Banyak di antara teman-teman saya mempunyai nilai rata-rata NEM hampir sempurna "sembilan koma lima". Beruntung, meskipun dengan nilai yang pas-pasan, saya termasuk mahasiswa dalam satu angkatan yang berkesempatan ikut wisuda dalam tahap pertama berbarengan dengan dua orang yang lulus dengan predikat "Cum Laude". Memang ada juga satu orang yang sudah ikut di Wisuda lebih dahulu bersamaan dengan wisuda kakak angkatan, bahkan dengan predikat "suma cum laude".

Setelah lulus dan diWisuda, saya mencoba melamar di beberapa perusahaan Kimia besar termasuk di PT. PUPUK KUJANG tempat pakde saya bekerja. Semuanya gagal, karena nilai Indeks Presatasi dan bahasa Inggris saya yang pas-pasan. Sampai akhirnya saya di terima kerja di sebuah perusahaan kecil di daerah, dan secara kebetulan pula perusahaan yang menerima saya tersebut justru adalah sebuah perusahaan Elektronik, dan seterusnya hingga sekarang saya sudah bekerja di beberapa perusahaan yang semuanya adalah perusahaan Industri Elektronika.

Kisah tersebut di atas adalah kisah nyata, dimana secara sadar atau tidak, saya selalu tidak bisa benar-benar lepas dari dunia yang saya impikan sejak semasa SMP dulu. Begitu kuatnya energi impian, sehingga meskipun tanpa Plan A maupun Plan B, apa yang menjadi impian semasa kecil tanpa disadari bisa menjadi kenyataan, meskipun dengan cara-cara yang mungkin tidak diperkirakan.

Jika saja keinginan semasa SMP tersebut bukan hanya sekedar "impian", tetapi benar-benar merupakan sebuah "cita-cita". Maka cita-cita itu akan dapat direncanakan dengan matang, ada Plan A dan ada Plan B. Semua energi akan difokuskan, sehingga setiap tahapan pencapaian, mempunyai landasan yang mantap dan terarah. Kita tinggal menunggu waktu dan saat yang tepat dimana sebuah cita-cita menjadi sebuah kenyataan.

Selama kita masih bisa bernafas dan diberi kesempatan oleh Tuhan, berarti kita masih bisa berharap mempunyai impian. Tidak ada kata terlambat untuk terus memperjuangkan cita-cita, keberhasilan hanyalah masalah waktu pencapaian. Apa yang kita capai saat ini bukanlah suatu kegagalan, tetapi hanyalah keberhasilan yang tertunda. Tuhan menunda keberhasilan kita bukan tanpa tujuan, tetapi Tuhan menilai bahwa saat ini memang kita belum siap menerima keberhasilan.

This entry was posted on 7:39 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments:

My Blog List

  • Laughing before it’s illegal - [image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But you ...
    15 years ago
  • TRiMaKaSiH CiNTa - *Dan bila aku berdiri* *Tegar sampai hari ini* *Bukan karena kuat dan hebatku* *Semua karena cinta* *Semua karena cinta* *Tak mampu diriku* *dapat berdiri t...
    15 years ago