Etiquetas

Adik Kecilku yang Hilang
5:06 PM | Author: Mr.Xu

"Tom, ada surat tuh.. aku taruh di meja kamarmu", teriak Andi teman kosku dari ruang depan. "Oh iya nDi .., thanks", aku yang saat itu sedang ada di dapur menjawab sekenaku. Bergegas aku menuju kamar sambil membawa segelas kopi panas yang baru saja kubuat. Entahlah rasanya aku mengantuk sekali sore itu. Konon katanya segelas kopi bisa membuat mata kita segar kembali. Aku lihat di atas mejaku tergeletak secarik surat dengan sampul warna ungu, gambarnya penuh dengan bunga-bunga, khas gaya sampul surat seorang gadis belia. Aku baca nama yang tertulis di balik amplop itu, nama seorang gadis manis adik kelasku.

Dia sebaya dengan adikku. Semasa di SMA dulu aku biasa memanggilnya Indi. Sudah hampir dua tahun terakhir setelah aku lulus SMA dan melanjutkan kuliah di kota Bandung, aku dan Indi saling berbalas surat, saling berbagi kabar dan menceritakan kegiatan kami masing-masing. Sebenarnya aku tidak terbiasa mengungkapkan kata-kata dalam bentuk tulisan, hanya sedikit salam pembuka dan selebihnya berupa coretan-coretan gambar karikatur biasa. Ternyata Indi menyukai sekali gaya suratku itu, tidak ada rangkaian kata romantis dan merayu yang biasanya ada pada sebuah surat dari seorang pemuda kepada seorang gadis. Yang ada hanyalah kata-kata gurauan dan sedikit saling mengejek yang bertujuan untuk saling menggoda. Semuanya lebih banyak aku tuangkan dalam bentuk sketsa gambar.

Aku mengenal Indi pada saat dia diantar kakaknya mencari tempat kos. Saat itu aku sedang duduk-duduk di teras rumah tempat kosku sambil membaca buku.

"Permisi mas.., mau numpang tanya, apakah disini masih menerima penghuni kos baru ?" tanya seorang wanita muda kepadaku saat itu. Di sebelahnya ada seorang gadis manis masih berpakaian putih abu-abu, dipundaknya bergelayut sebuah tas warna hitam yang dipenuhi dengan bros warna-warni beraneka macam.

"Ada sih mbak , tapi sebentar ,saya panggilkan saja ibu , biar nanti mbak Tanya langsung saja sama ibu",

"Silahkan duduk dulu mbak !"

Aku bergegas masuk ke rumah dan menyampaikan kepada ibu kos bahwa di teras ada tamu yang akan mencari tempat kos. Aku tidak kembali lagi ke teras, tetapi berjalan menuju kamarku. Rumah kos itu memang sebuah tempat kos campuran, dimana penghuninya ada yang pria dan ada wanita, semuanya adalah murid-murid SMA. Letaknya yang strategis dekat dengan sekolah menjadikan tempat kosku itu banyak dituju oleh murid baru. Keesokan harinya aku lihat gadis manis itu memasuki kamar di seberang kamarku.

"Hai,.." aku menyapanya, "hai.."

"Kelas 1 apa..?" tanyaku.."kelas 1A mas..", "mas sendiri..?" dia balik bertanya..

"Tiga Fisika Dua"…"Kenalkan, Tomy…", "Indriani, pangil saja Indi".

Dua tahun kemudian…

Sekarang aku sudah memasuki akhir semester lima, seminggu lagi aku liburan akhir semester. Dalam suratnya, Indi menanyakan apakah aku akan mengunjunginya saat liburan nanti . Dia memberikan alamat kosnya yang baru, dia sudah tidak lagi tinggal di tempat kosku yang dulu. Setidaknya sekali dalam setiap liburan semesterku aku selalu mengunjungi Indi di tempat kosnya, itupun jika kebetulan liburanku tidak berbarengan dengan liburan murid-murid SMA. Sebab jika liburan sekolah, Indi selalu pulang ke rumah orang tuanya . Sejauh ini aku belum pernah mengunjunginya di Cilacap, tempat rumah orang tuanya.

Setiap bertemu dengannya, ada saja pembicaraan kocak yang selalu terlontar antara aku dan Indi. Pertemuanku yang terakhir dengan Indi adalah pada saat liburan dua semester yang lalu. Liburan semester kemarin aku tidak bisa bertemu dengannya karena dia pulang ke Cilacap. Saat aku terakhir menemuinya, aku melihat Indi sudah mulai tumbuh menjadi gadis yang semakin manis, tubuhnya berpostur bagus dan proporsional. Kalau saja dia bisa bersikap lebih anggun dan tidak ceplas-ceplos, mungkin dia sudah terpilih menjadi gadis model sampul majalah remaja.

Sejak lulus SMA, setiapkali aku bermain ke tempat kosnya, semakin hari semakin aku merasa berdebar-debar jika dekat dengannya. Akan tetapi gayanya yang kocak dan cuek selalu membuatku kembali ragu manakala aku ingin mengungkapkan perasaan cintaku kepadanya , aku takut jika hubunganku selama dua tahun terkahir ini dengannya hanya dianggapnya sebagai hubungan kakak-adik belaka. Apalagi dalam setiap pembicaraan yang terlontar hanyalah gurauan dan canda yang tiada henti-hentinya. Liburan kali ini pun mungkin aku tidak bisa menemuinya, karena aku ada tugas kerja praktek yang aku ambil untuk menambah nilaiku yang pas-pasan semester ini.

Satu Tahun Kemudian…

Saat ini aku sudah tidak pernah lagi menerima surat dari Indi. Enam bulan yang lalu, karena kesibukan tugas-tugas kuliahku, empat kali surat yang dikirimkan Indi tidak sempat aku balas. Sampai akhirnyanya aku mendengar kabar bahwa Indi sekarang kuliah di STAN Jakarta, karena mengikuti program PMDK . Aku sendiri sekarang sudah berpindah tempat kos dan tidak sempat memberi tahu Indi dimana tempat kosku sekarang. Aku juga tidak tahu dimana Indi tinggal di Jakarta, karena sejak aku terakhir menerima suratnya, aku tidak pernah lagi melakukan kontak dengannya. Entahlah, sudah hampir seminggu ini, setiap akan tidur aku selalu kembali teringat dengan sosok Indi, sosok gadis manis adik kelasku yang pernah mengisi mimpi-mimpiku. Indi,..di manakah sekarang engkau berada, adik manisku..?

This entry was posted on 5:06 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

2 comments:

On 1/24/2009 11:53:00 PM , Anonymous said...

pak, untuk cerita yg ini, kyknya bukan "pak eko banget " deh. dari gaya nulisnya, kok kayak cerpen di tabloid remaja ya:) (maap maap aje ye)...maksudnya, dari bahasanya, kok biasa banget. datar.alurnya juga datar...dan ga ada klimaksnya...gregetnya dimana.jadi kayak orang yg lagi cerita, terus yang ngedengerin cuma bilang"oo.terus?"... overall, nice try...

 
On 1/26/2009 06:05:00 PM , Mr.Xu said...

Thanks Fira, aku memang sedang mencari gaya penulisan. Jadi aku mencoba berbagai model penulisan. Aku juga ingin membuktikan apakah memang susah untuk membuat sebuah cerpen. Btw thanks atas semua masukannya, I'll be beter...see others title..

 

My Blog List

  • Laughing before it’s illegal - [image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But you ...
    15 years ago
  • TRiMaKaSiH CiNTa - *Dan bila aku berdiri* *Tegar sampai hari ini* *Bukan karena kuat dan hebatku* *Semua karena cinta* *Semua karena cinta* *Tak mampu diriku* *dapat berdiri t...
    15 years ago