Etiquetas

Analogi, sebuah konsep befikir
2:06 AM | Author: Mr.Xu

“Manusia adalah mahluk Tuhan yang paling sempurna”, sebuah ungkapan dalam kitab suci yang bukan diciptakan begitu saja tanpa alasan. Kalimat ini, dalam pola pikiran manusia, bukan sebuah jorgan atau arogansi semata. Karena Tuhan memang membekali manusia dengan sugumpal jaringan yang disebut “otak”, yang dengan formula khusus dan rahasia mempunyai kemampuan superior serta luar biasa dibanding saudara dekatnya binatang. “Otak” manusia dirancang tidak hanya mampu mengolah “insting”, seperti halnya “otak” binatang, tetapi mampu menganalisa, menentukan pilihan, bahkan mampu membuat suatu keputusan.

Proses menganalisa adalah sebuah proses merangkai memori menjadi seuatu pola yang mampu dipahami oleh akal manusia. Proses tersebut merupakan respon yang terpicu oleh fakta-fakta bahwa segala sesuatu di alam semesta diciptakan bukan seperti lukisan abstrak yang sporadis, tetapi dalam bentuk suatu pola, struktur, atau dalam susunan tertentu yang beraturan. Pola atau susunan itu bisa merupakan struktur yang baru sama sekali, atau bisa juga merupakan replika, meskipun dengan skala yang mungkin lebih besar atau lebih kecil. Proses penyetaraan replika-replika inilah yang disebut dengan “analogi”.

Beranalogi berarti berusaha menyetarakan serangkaian fakta menjadi suatu pola yang sama atau hampir serupa dengan pola-pola yang telah kita kenal dalam memori kita. Tujuannya adalah agar kita dapat menduga prilaku sebuah fakta sesuai dengan prilaku pola-pola yang sudah pernah kita pahami, dengan demikian kita bisa memahami sebuah fakta secara utuh baik unsur kemasan yang terlihat maupun unsur tersirat yang tidak kasat mata. Dengan memahami sebuah fakta secara menyeluruh, maka kita akan mendapatkan sebuah hakikat, sehingga kita bisa memberikan respon yang tepat dalam menghadapi fakta yang kita hadapi, yang berarti pula membantu suatu rangkaian sebab akibat berjalan pada jalur yang memang diharapkan.

"Air mengalir sampai jauh...akhirnya ke laut", begitulah hukum alam, karena laut mempunyai ketinggian yang lebih rendah dibanding permukaan daratan, maka berapa panjang dan berkelok-keloknya sungai di daratan, dia akan bermuara di laut juga. Artinya bahwa berdasar hukum keseimbangan alam air akan selalu mengalir ke lokasi yang lebih rendah.

Jika kita mau memahami alam lebih dalam, analogi "Bengawan Solo" di atas dapat kita gunakan untuk membentuk pola fikir kita dalam menyikapi kehidupan. Kita sama-sama mengetahui bahwa Tuhan menyimpan segala macam misteri ilmu didalam tanda-tanda alam. Jika kita ingin belajar dari alam maka kita harus mampu merendah dengan alam, kita harus menghormati alam, kita harus menghargai alam dan kita harus menempatkan diri kita secara mentalitas lebih rendah dari alam. Dengan demikian secara keseimbangan, ilmu alam akan mengalir ke dalam diri kita secara alami dan melimpah.

Semakin merendah diri kita semakin banyak yang alam berikan. Semakin sombong diri kita maka akan semakin sedikit manfaat yang kita dapatkan dari alam.

This entry was posted on 2:06 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments:

My Blog List

  • Laughing before it’s illegal - [image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But you ...
    15 years ago
  • TRiMaKaSiH CiNTa - *Dan bila aku berdiri* *Tegar sampai hari ini* *Bukan karena kuat dan hebatku* *Semua karena cinta* *Semua karena cinta* *Tak mampu diriku* *dapat berdiri t...
    15 years ago