Puisi itu mengalir lembut dan menghanyut,
Cerita tentang cinta yang diungkap selaksa irama,
Begitu hidup, ada jumpa , ada berpisah,
Sepertinya aku pernah merasa,
Rasa yang ada ketika aku berlakon serupa,
Ketika lalu, dimasa yang yang sebelumnya.
Aku merasa ada disitu, menyeret kisah yang kembali terbuka.
Bertemu sang tokoh utama yang aku bayangkan selayak dia.
Dia yang pernah aku cinta, meski kini sudah tidak mungkin lagi.
Puisi itu, seperti dulu aku meninggalkanmu,
Penuh keindahan serta goresan luka,
Yang kemudian aku baru merasa, ketika berlalu dari semua sapa.
Puisi itu, rasa cinta itu, kembali berayun-ayun di kepala.
Cinta tulus itu, hanya itu yang pernah aku rasa.
Cinta yang bersanubari ikhlas, yang menapiskan semua rasa.
Rasa yang penuh rela melepasku berpindah ke hati yang lain.
Walau benih-benih luka dengan terpaksa engkau semaikan.
Meski hati sucimu kini telah ternodai oleh tinta hitam.
Puisi itu, seperti aku pernah merasa,
Rasa sesal yang mungkin akan kubawa serta,
Ketika ajal tak lekang dari usia.
Puisi itu, rasa cinta itu, ketulusanmu, penyesalanku.
Sepertinya aku pernah merasa.
0 comments: