Ketika masa yang menjadi bagian dari perjalanan relatifku telah mengantarkan ku pada sebuah wilayah dimana dihadapanku terbentang sebuah danau, "ya menurutku hanya sebuah danau bukan laut", karena aku masih melihat di ujung ufuk pandangan mataku masih terlihat gunung yang menjulang tinggi biru kehitaman. Lalu aku melihat di kiri dan kananku tepian daratan yang memanjang dan semakin menjauh ditelan kaki-kaki keperkasaan sang biru kehitaman. Itu bukan laut, karena jika laut garis horizon tidak sepekat seperti yang kulihat saat ini. Karena jika laut, aku akan melihat hamparannya seakan tidak akan pernah bertepi.
Aku masih berharap bukan laut yang sedang aku jumpai, karena aku masih merasa belum banyak bekal yang sudah aku kumpulkan. Aku berharap ini bukan laut, karena masih banyak debu bercampur keringat yang belum aku bersihkan serta luka-luka menganga sisa perjalananku di masa lalu yang masih juga belum sempat mengering. Tetapi aku hanyalah hamba yang tidak pantas dan mampu untuk berkehendak mutlak. Manalah mungkin aku dapat memastikan apa yang aku lihat bukan sebuah fatamorgana, atau seandainya ternyata danau yang aku lihat hanyalah sebuah teluk tenang yang bertepi ke sebuah samudra yang bergejolak. Tetapi apapun citra yang telah aku tangkap, yang terpenting bagiku adalah mempersiapkan segala sesuatunya.
Selayaknyalah aku bergembira jika masih sempat berjumpa dengan sebuah danau yang tenang, yang airnya terlihat jernih keemasan dikala senja, dan serupa kaca dikala pagi. Bagaimana mungkin aku tidak bersuka, setelah sebelas masa menempuh hutan yang terasa menyiksa. Hutan yang tersa semakin lebat, dimana banyak semak yang menjalar-jalar di hamparan tanah, yang selalu berusaha melilit setiap langkah-langkah kaki, yang membuatku semakin terseok-seok. Belum lagi semak berduri yang selalu menambah luka di sekujur tubuhku, atau semak-semak lembab yang menempelkan lintah-lintah kurus di lengan dan punggungku. Inilah saatnya, dimana aku bisa membersihkan diri, mensucikan tubuh dari keringat dan debu, men-steril-kan luka-luka yang sempat tercipta. Inilah masanya dimana jiwaku yang kehausan bisa merasakan kesegaran yang melepas dahaga.
Sepantasnyalah di awal perjalananku menyebrangi danau, aku sempatkan untuk tunduk bersujud, membenamkan dalam-dalam seluruh keangkuhan di kepalaku kedalam hamparan tanah kelemahan dan ketakberdayaan. Agar aku dapat merasakan ke-Maha-Tinggi-an Sang Penguasa Kehidupan. Agar tubuh lelahku terasa lebih ringan, serta jiwa gersangku dapat berselimutkan embun-embun ketenangan.
Aku meluncur dipermukaan danau dengan kesunyian, berusaha menginggalkan riak-riak air yang tidak terlalu besar. Inilah suatu episode, dimana aku harus selalu bercermin di sepanjang perjalanan, memeriksa diri dari segala kotoran yang masih melekat lalu bersegera untuk dibersihkan. Bukankah aku sedang berada pada limpahan air danau yang mensucikan ? Aku harus benar-benar memanfaatkan penggalan perjalanan ini dan menjadikannya sebuah mozaik cerita yang tidak akan pernah terlupakan. Siapa yang tahu, jika danau ini adalah danau terakhir yang pernah aku jumpai. Bahkan dalam setiap jengkal lintasan yang aku lalui, aku harus benar-benar memanfatkan sebaik-baiknya, karena siapa pula yang mampu memastikan jika aku sanggup sampai ke tepian.
Anggap saja danau ini sebuah cermin besar yang airnya mampu memantulkan setiap detil-detil kehidupan. Yang catatan-cataannya terekam dalam setiap guratan-guratan wajah, yang terlihat semakin merenta. Inilah saatnya dimana aku berkesempatan memandangi wajahku secara lebih seksama, menelusuri setiap lekuk-lekuknya, mencoba memeriksa apakah masih ada noda yang masih tersisa. Sesekali aku mencoba memandang ke belakang menelusuri riak-riak yang telah aku lepaskan, lalu lebih jauh lagi, hingga tepi daratan yang baru saja aku tinggalkan. Tiba-tiba di balik rerimbunan pohon tersembunyi sebuah papan pengumuman dengan tulisan besar yang bertuliskan " Anda telah memasuki danau keberkahan - R.A.M.A.D.H.A.N - "
MARHABAN YA RAMADHAN .........
Inilah bulan yang bergelimang keberkahan, dimana semua catatan perhitungan dilipatgandakan. Inilah bulan tempat jiwa-jiwa orang beriman akan dibersihkan dari sifat angkuh dan ke-aku-an yang berlebihan. Selamat menunaikan Ibadah Puasa.
Laughing before it’s illegal
-
[image: laugh]Don’t be afraid to laugh. Laugh not make you look like a fool
or make your authority will go down if you have appropriate reasons. But
you ...
15 years ago
0 comments: